Rabu, 2 Juli 08
8.30 pm. Sampe di Stasiun lempuyangan, kami bermaksud membeli tiket KA Gaya Baru Malam menuju Surabaya. Tujuan kami sebenarnya Malang, tapi karena ga ada kereta ekonomi yang langsung kesana, kami transit dulu disana. Well, seperti biasa, bukan hal baru kalo terlambatnya hanya 30 -60 menit. Tapi yang membuat kami tercengang, dan bahkan saya bermaksud membatalkan perjalanan hari itu adalah ucapan mas penjaga loket, “beli tiketnya nanti dulu ya,mba. Sekarang keretanya masih di Purwokerto.”
“HAH????!!! Beneran mas? Trus sampe sini jam berapa?”
“ya… sekitar jam 2 an lah. Mba nya tunggu aja,” begitu kurang lebih jawab mas-nya…
Pias seketika… masa harus nunggu di stasiun sampe jam2?? Yang bener aje?? Berdua doing? Ce semua lagi.. haduh…. Pengen banget nelpon n minta dijemput, tapi melihat betapa gigihnya partner jalan saya kali ini (pun dengan dukungan bapaknya yang terlihat sangat pasrah menerima keadaan yang amat tidak menguntungkan), saya mengurungkan niat itu dan menguatkan hati untuk bertahan disana hingga sang kereta kencana (halah!!!) datang mengangkut kami. Toh setidaknya kami bisa duduk santai di dalamnya…
Tapi, kenyataan berkata lain. Ketika saya kembali bertanya pada sang penjaga loket
“ntar penuh ga, mas?”
“iya mba, penuh banget…” saya berharap dia segera tertawa dan mengatakan kalo dia sedang bercanda. Tapi dia terlihat sangat yakin dan serius, “ga bakalan dapet tempat duduk,mba… besok aja jam 7.30..”
GOD!!!!! Beneran neh?? PEngen banget segera pagi dan mendapati bahwa ini hanya mimpi. Dan tentu saja itu tidak pernah terjadi karena disinilah saya sekarang.
Stasiun sudah mulai sepi, bapak teman saya sudah pulang, “ke musholla aja yuks,” ajaknya. Dan kesanalah kami melangkah beberapa detik kemudian. Tapi…. “mba ini mau di kunci. Saya mau pulang.” Begitulah kata sang penjaga dan kami langsung mengemasi barang-barang kami yang (untunglah) tidak terlalu banyak lalu menuju kursi-kursi tunggu sepanjang rel. Laper, ngantuk, cape, bingung, takut dan pastinya dinginnya jogja kali itu benar-benar harus diperhitungkan. Yang jelas, semakin malam anginnya semakin buanter tur atissssss tenan, je….
Unbelievable moment!!!!!!!
Saat itu hanya bisa berdoa dan mengembalikan semuanya ke niat awal. Bahkan saat itu saya masih tidak percaya saya ada disana, di Stasiun, menunggu kereta yang entah kapan akan datang menuju sebuah kota yang tidak pernah saya datangi setelah lebih dari 9 tahun lalu. Kota yang sangat asing tentunya….
“Hanya kepada-Mu kami memohon dan meminta pertolongan, yaa Rabb”
hari pun berganti………………
Kamis, 3 Juli 2008
2 a.m: belum ada tanda-tanda kereta akan datang. Dan bahkan kami sudah didatangi sekitar 4 orang satpam berbadan kekar yang menyangka kami gelandangan yang sedang numpang tidur di stasiun. PlissDEH!!!!!! Emang ada yang mau ya tidur di tempat sedingin ini ???!!!!
2.20 a.m: Thanks, God. The train came…. Perang batin jelas!!!! Keretanya penuh banget. Asli!!! Gimana mau masuk? Jalannya aja ga kliatan. Tapi, kalo pulang sia-sia dunks kami nunggu disini… kesanalah kami melangkah. Sebuah gerbong yang pintunya terlihat bisa dimasuki, tapi hanya pintunya. Ga ada harapan masuk kedalam lebih jauh. Hufffhhhh…. Yah… setidaknya kami sudah di kereta. Setelah berhenti cukup lama,
2.45 am Gaya Baru Malam akhirnya jalan .
“Mba, ini keretanya yang rusak ato emang kaya gini?”tanya teman saya. Itulah alasan utama saya berangkat dengannya malam ini. Teman saya itu sangat-sangat lugu dan belum pernah naik kereta. Bagaimana mungkin dia bisa sampai ke Batu, Malang dengan selamat, sendirian??? setelah dia menceritakan niatnya kemarin siang, ketika saya sedang “asik” nimbang-nimbang di lab, langsung saya batalkan travel yang sudah saya pesan pagi itu.
Berkat kelihaian saya mencari space kosong, akhirnya kami berdua bisa duduk dengan (tidak) nyaman setelah berdiri beberapa jam dan memejamkan mata barang beberapa jenak. Alhamdulillah….
5.30 am. Ba’da subuh… Seketika itu juga otak saya berputar. Jam berapa ini sampai Surabaya? Jam berapa sampai Malang? Pasti sore baru sampai. Kegiatan selanjutnya adalah meng-sms semua teman atau kenalan yang berdomisili di Jawa Timur untuk menanyakan stasiun terdekat menuju Malang. Ada banyak pesan dan saran, tapi banyak juga yang sewot gara-gara saya Tanya mendadak.yah.. mana saya tau kalo bakal kaya gini??
6.30 am. Kami bisa melihat indahnya pagi dari kereta dan sejuknya angin sawah dari pintu kereta. Dan disanalah kami turun, Stasiun Jombang. Keputusan yang saya ambil demi sampai di tempat tujuan tepat waktu. Kota yang sama sekali asing bagi kami berdua “Bismillahirrahmaanirrahim…..” sekali dua kali kami menanyakan tempat untuk menunggu bis ke Malang. Berjalan beberapa ratus meter lagi tidak ada artinya, sudah di Jombang. Tinggal sedikit usaha lagi untuk sampai di Malang. SEMANGAT PAGI!!!!!
Kami naik “Puspa Indah” sebuah bis kecil berwarna biru, dan lagi-lagi kami harus berdiri. Toh, kami sudah terlatih sejak tadi malam. Berdiri sebentar lagi tidak akan menambah lelah karena sepertinya kelelahan kami sudah pol. H@!!!
Beruntung ada seorang ibu yang turun dan memberikan kursinya pada teman saya, selanjutnya kami bergantian duduk di kursi itu. Perut kami hanya diganjal dengan roti yang kami bagi dua dan sepotong pia aren.
About 9.40 am teman saya turun di Batu karena itulah tempat tujuannya. Dia akan disana sampai sebulah ke depan untuk Kerja Lapangan di Kusuma Agro. Sebuah kawasan wisata agro. Dan saya masih harus melanjutkan perjalanan sampai ke terminal Landungsari (bener ga ya?) terminal yang asing juga bagi saya. Yang jelas, ini sudah di Malang tinggal mencari angkot jurusan Gadang. Well, Tanya juga ga da salahnya. Naiklah saya ke angkot biru bertuliskan LG. satu jam selanjutnya saya berada di angkot itu menyusur kota Malang. Akhirnya… setelah berjam-jam, saya menemukan tempat yang saya kenali. Ruas-ruas jalan yang pernah saya lalui sebelumnya… Terimakasih, Rabb…..
Selanjutnya turun di stasiun Gadang (kalo stasiun ini saya sudah tau) dan berjalan mencari angkot jurusan Dampit. Dan bahkan angkot-angkot di kota ini sepertinya tidak rela meninggalkan terminal jika penumpangnya belum overload, fiuh…. Terserah deh. Yang penting saya sampai
Setengah jam kemudian, sekitar pukul 11 pagi saya turun dari angkot dan melihat dua orang teman saya memasuki Gerbang bertuliskan Balai Penelitian Tanaman Kacang dan Umbi-umbian Malang .
Langsung saja saya menyeberang bersamaan dan memasuki gerbang yang benar-benar saya rindukan sejak kemarin. Saat itu juga mereka menoleh dan tersenyum pada saya “keto’e kesel banget tik??”
“Ya iyalah!!!!!” tapi saya terlalu lelah untuk menceritakan detailnya pada mereka. Saat itu saya benar-benar ingin istirahat….. dan makan tentunya….
Hari-hari selanjutnya saya habiskan di depan laptop dan berkutat dengan kedelai berikut angka-angkanya selama kurang lebih 9 hari.
Semoga semua itu tidak sia-sia
amin…..
sebuah peristiwa untuk memompa semangat yang kian kendur karena berbagai amanah….
Kamis 10.05 pm
August 7th, 2008. saat menerima sebuah pesan yang tak terduga
댓글을 달려면 로그인해야 합니다.