because of ….

28 11 2008

Tak kan ada yang mampu menampungnya
Karena sabar tak berbatas……………………….

Tak satupun yang bisa menghitungnya
Karena sayang tak terukur………………….

Dan
Tak seorangpun mampu menaksirnya
Karena cinta tak ternilai……………………


Terilhami dari perjuangan dua wanita demi melihat buah hatinya tersenyum
Mereka adalah para pejuang, mujahidah sejati yang tak kenal lelah memberikan segala daya upaya terbaik sebagai bentuk ikhtiar pada-Nya.

Bibir mereka tak henti tersenyum, mengukir bahagia dalam pedihnya nurani, untuk menunjukkan keceriaan di depan buah cinta mereka
Kaki mereka tetap melangkah, tegar dan sigap dalam lelah yang mendera sendi, untuk tetap berada disamping si mungil
Pikir mereka tetap berputar, terjaga meski kantuk bergelayut di mata, tak sedikit pun bergeser dari tempatnya
Lidah mereka tetap berdzikir, melantunkan pujian untuk-Nya walau terasa kelu, demi kembalinya si kecil
Mata mereka kian sembab, basah oleh butiran bening yang tak jua kering dari mata air ketulusan dan ketabahan

Kepada kalian, dua mujahidah yang sedang berjihad di medan keikhlasan menjaga amanah besar yang telah dipercayakan-Nya.
Tetaplah berada dalam naungan kasih dan sayang Sang Rohman wa Rohim. Penyembuh dan Penyelamat setiap jiwa manusia. Bergantunglah hanya kepada-nya. pada keindahan Islam.


Niscaya jika kau batasi sabar itu, Tuhan. Tak satupun bayi tumbuh menjadi jundi-Mu
Kalaulah kan cabut sayang itu, Rabb. Tak kan ada senyum dalam kehidupan
Lalu
Bila kau lenyapkan cinta itu, Allah.

Aku tak kan mampu menuliskan semua ini……………….

Karena sabar, sayang dan cinta tak tergadaikan oleh apapun





then she cry……

28 11 2008

Menangislah  (a nasheed by Haris Shaffix)


Kau datang padaku, seperti biasa

Kusambut bahagia dengan tangan terbuka

Kau balas dengan senyum seadanya

Kutahu ada sesuatu yang berbeda

Mencoba berkedip, menahan tegar di ujung mata

Dalam pelukku kau curahkan semua

…………………………………………………………

Menangislah dibahuku, ku disini untukmu

Menangislah dibahuku, karena ku sahabtmu

Menangislah……..

Dibahuku kau berikan ku kepercayaan

………………………………….

Untuk itu air mata tlah dicipta

Karena bukan hanya bahagia yang ada di dunia

Menangislah………………………………………………………..


Hujan senja itu hanya turun sesaat, seperti tangisanmu. Mungkin ia hendak meredam suara gemuruh galau hatimu. Atau……. Ia pun turut menangis olehmu? Entahlah….

Dan deras kembali tumpah saat malam itu kau katakan semuanya. Seolah ia juga hendak menyimpan duka mendalam yang kau simpan sejak dulu. Hari ini kau keluarkan semua dan kulihat derai itu begitu deras tak terbendung. Mendung di parasmu tak kian berganti cerah. Dan lidah ini mendadak kelu, tak lagi lancar berucap. Pun ketika deraiku turut mengalir. Kami terdiam dalam istighfar

Kawan, begitu beratnya beban yang kau tanggung. Tak satupun yang kau bagikan padaku. Bahkan lebih dari 10 tahun kebersamaan kita, masih banyak hal yang tak kuketahui dari dirimu. Misteri itu akhirnya terungkap, lepas

Saudaraku, tak seorang pun mampu mengatasi semuanya sendiri. Layaknya sebuah bom waktu, kepedihan yang kau timbun sejak bertahun lalu kini meledak. Menghancurkan tiap semangat dan cinta cita mu. Nyaris tak berbekas menyisakan segenap ke-putus-asa-an dalam benakmu.

Tak ada yang salah, semua telah terjadi dan yakinlah bahwa setiap fase hidup yang kau lewati bertabur hikmah. Ia mengajarkan kesabaran, ketabahan, ketegaran, ketakwaan, keikhlasan dan semua nilai yang membuat tiap waktu yang kita lalui lebih bermakna.

Dan aku masih disini, mencoba memberikan tiap butir cinta yang telah ia berikan. Tetaplah disampingku sobat. Mari berjalan bersisian menatap optimis pada takdir, yang mungkin masih panjang, yang terbentang di depan kita. Serasa karpet merah yang terhampar.

Tetapi ia tidak lurus, ada banyak persimpangan. Jalan lurus itu bertabur duri dan kerikil tajam yang mampu menembus kulit tipis kita. Sedangkan lainnya bertabur emas dan permata tiruan yang kilaunya membutakan mata hati serta nurani.

Karena ku sahabatmu………………..
Wednesday, 11.57 pm
November 26th, 2008





No week end for UGM’ers

9 11 2008

Entahlah.. Mengapa puting beliung ini datang pada hari terakhir kerja saat jam pulang kantor. Jumat, jam 3 sore. Tepat sekali. Sepertinya badai tropis ini masih memiliki empati terhadap keadaan kampus kami kalau-kalau mereka melakukan penyerangan terpadunya di jam-jam strategis, senin jam 9 pagi contohnya. Seperti orang jawa pada umumnya, setiap kejadian pasti masih ada untungnya….

Sabtu pagi, 8 november jam 7 pagi berangkat ke masjid Mardiyah. KRPH tentang ”jelajah hati” dari ustad syatori. Dan selama perjalanan mulai dari perempatan MM sampai tujuan, saya bergidik ngeri. Sengaja tidak melewati jalan pintas antara MIPA-KU sebagai antisipasi terputusnya akses jalan seperti biologi-MIPA. Ternyata kerusakan di kluster fakes* dan BGST** benar-benar parah. Bangunan baru fakultas kedokteran yang megah tampak porak poranda. Masih terlihat bangkai-bangkai gerobak pedagang kaki lima dibalik pohon-pohon besar yang bergelimpangan di pinggir jalan. Nampaknya kemaren sore beberapa orang telah berusaha keras membersihkan jalan. Dilanjutkan kembali pagi ini. Benar-benar pemandangan yang mengingatkan saya pada kejadian Mei 2006 lalu. Sampai di Mardiyah, masjid ini nampak lebih rapi daripada tetangganya (KG dan KU). Sang penjaga sedang menyapu sambil sesekali menceritakan kejadian kemarin pada orang yang bertanya. Saya pun tak dapat menahan senyum ketika melihat atap parkiran yang hilang. Pantas saja terlihat lebih terang… seperti jalan di depan fakultas kedokteran tadi. Untunglah kajian pagi ini tidak di cancel, walaupun sedikit tersendat karena microphone-nya sempat mati.

Well, sambil sedikit mereview kejadian kemarin sore Ustad Syatori memberikan muhasabah pada kami semua. Tentang kerusakan alam di kampus sampai kerusakan moral para civitas akademika. Paparan singkat yang cukup membuat kami tercenung. Semoga kami semua bisa mengambil hikmah dari kejadian ini. No one escape if HE have desire it 8 am menuju Masjid Kampus, sepanjang jalan melewati KG (parah. Plang RSKGnya juga jatuh. Pagarnya ringsek), pertigaan GSP (WEW… bringin mistis itu tumbang. Gagal melawan dahsyatnya serangan duet maut hujan-angin), purna budaya (parah banget nget nget… ketimpa apa aja tuh, ga jelas), Gama Book Store yang bahkan belum buka (kacanya pada pecah. Fiuh..), bank BNI 46 (mobil reward-nya udah ga ada. Semoga aja ga jatuh. Man eman je…), KOPMA (ringsek) . Sebetulnya berniat masuk kampus via kopma. Apa daya jalan diblokir. Sempat berhenti dan mencoba merekam apa yang saya lihat sebisanya. Akhirnya saya memutar di depan kampus lama – pertanian sekip. Dan…… sebuah pemandangan menakjubkan pun terpampang disana. Pohon kami yang syuper dyuper buesar (hee.. Maksa banget ya. Soale emang gede banget) T – U – M – B – A – N – G sodara sodara.. Tergolek lemah di halaman tempat dulu kami digojlok saat ospek. Untung saja (lagi lagi…) tak menimpa bangunan kampus tua kami. Fiuh… alhamdulillah…

To be continue…

* Fakultas Kesehatan ** Biologi – Geografi – Sience – Teknik





the perfect collaboration

9 11 2008

UGM heboh… wew…

Jum’at 7 november, sekitar jam 3 sore saya tidak tahu apa sebenarnya sedang terjadi. Saya masih saja Asik mengobrol dengan patner saya ketika seisi kantor berlarian ke luar pintu selatan. Heboh.. Rebut sekali. Yang saya tau hanya awan gelap menyelimuti langit ugm disusul hujan yang sangat deras dan angin super kencang. Tak terelakan lagi barang-barang di luar pun beterbangan. Papan pengumuman juga.. Pot-pot liat berjatuhan..

Tiba-tiba pak deni masuk dan mencari-cari kamera, nampak sekali beliau tidak ingin kehilangan momentum ini. Tanpa panik (seperti yang lain, secara saya tidak tau apa-apa) saya berikan kamera saya pada bliau dan menemaninya hingga ke pintu dan……………….

Subhanallah…. Maha suci rabb-ku.. Sang penguasa alam……
Tanpa henti Angin dan hujan nampak berada dalam koordinasi terbaik mereka dalam penyerangan alami ke UGM. Rasa-rasanya mereka sudah lama menantikan saat ini ”time for UGM attack. Serang ! ! ! ! ! !”
What A perfect partnership
Pohon-pohon besar yang sangat saya suka ketika berjalan-jalan di ugm karena memberikan keteduhannya terlihat sekali sedang berusaha keras mempertahankan eksistensinya dari badai tropis kali ini. Bergoyang kesana kemari. Beberapa pohon yang sudah renta, mungkin, mulai ambruk satu per satu.
Astaghfirullahaladzhim……. Dan walaupun tidak nampak sangat jelas kami menyaksikan gumpalan angin hitam berbentuk corong di sebelah selatan Grha Shaba Pramana – kebanggaan UGM – dan di sebelah barat daya (fakultas kedokteran) bergulung-gulung cukup lama. Saya tergugu… hampir tak percaya menyaksikan kejadian yang tepat berada di depan saya. Sekitar 7 menit saya berada di luar sebelum kemudian memutuskan masuk dan mencoba menyusun puzzle memori di otak saya tentang apa yang baru saja terjadi dan sholat Ashar. Sementara Pak Deni, Pak Rozak dan Bu Zulfa mulai menelpon kembali keluarganya untuk saling member kabar karena khawatir, terutama mengenai keadaan putra-putri kesayangan mereka. Pun demikian dengan mba rumi dan pak gono.

Segera setelah itu langit berubah menjadi sama sekali terang dan hujan pun mereda. Tak sampai 20 menit badai tropis tadi telah berubah menjadi titik-titik hujan yang manis. Jauh berbeda dengan saudara kandungnya, barusan.
Sekitar jam 15.45 kami bergegas mengosongkan kantor demi menyelesaikan urusan-urusan kami selanjutnya. Sepanjang jalan menuju Minomartani bahkan hujan hampir tidak terasa. Jalan dalam UGM yang saya lewati pun tidak menunjukkan kerusakan parah, hanya memang aspal jalan hampir tertutup oleh daun-daun yang rontok. Karena itu pula langit benar-benar terlihat -sangat TERANG- akibat jatuhnya daun dari ranting-rantingnya.
6 pm, sepanjang perjalanan pulang saya mendapati jogja yang lembab, dingin dan gelap, sampai saya tidak melihat potongan divider yang seharusnya saya masuki. Walhasil saya harus memutar untuk sampai ke rumah. Pasrah saja Apa yang terjadi di rumah nanti. Yang penting sampai dulu dengan selamat. Akhirnya motor saya berhenti di depan A 66 yang gelap gulita. Ia lebih nampak seperti rumah hantu daripaada rumah manusia. Hiyy… kosong… gembok yang terpasang di garasi menunjukkan bahwa saya sendirian di gelapan malam rumah nam-nam.

Bismillahirrahmanirrahim… bergegas masuk dan menyalakan sebanyak-banyaknya lilin yang saya temukan karena lampu emergency mati. Sunyi……. Hingga terdengar kecipak air, wew… bagian depan kamar saya banjir. Pasrah… apa yang terjadi di balik pintu kamar saya. Untunglah tidak separah 3 tahun yang lalu, hanya banjir kecil. Alhamdulillah…

Dari sekian banyak pulau di indonesia, mengapa pulau jawa? Dari sekian propinsi di jawa, mengapa jogja? Dari sekian banyak kampus di jogja, mengapa UGM????
UGM… universitas yang cukup terpandang dan tertua di Indonesia kini menampakkan ketundukannya pada sang khalik. Bahwa para cendekiawan, manusia cerdas yang berkumpul sekalipun tak akan mampu melawan kehendak sang penguasa alam

Allah rabbul izzati


”telah nampak kerusakan di laut dan di bumi akibat perbuatan tangan manusia”





satu hAri di rAmAdhAn-ku

6 09 2008

entAh kenapa RAmadhAn kALi ini seAkAN menjAdi RAmadhAn terakhir kaMi di jogja. kAMi pergi ke beberApA kajiAN daN tArAwih bersAma yaNg lain. ramdhAn kALi ini sehARusnyA lebih indah dAri yang lALu kArenA RAmadhAN ini benAR-benaR bebAs dARi laPoran-kuliaH-pAper-prAktikum dAn segAlA kesibukAN akademik-AkAdemik lAinnya. tapi…. rasaNyA adA yang hilANg. mungkin ini yANg dibilANg post power sindrom. fiuh…. hAmpir 7 bulan sAya meninggALkAN tegal. rinduu……. sekALi. ingin rAsAnya kembali ke kAmpung halamaN itu menikmaTi sedikitnya sehARi bersAMA keluARga tersAyAng. mengistirahAtkAN pikiraN yANg (hampir) kelelAhAn. melewATi rAmadhAn bersAmA keluARga yANg sebenaRnyA. rindu ini… sepertinya kian besAR daN hAmpir sAja melubANgi dinding-dinding tekad yAng mulai rAPuh. tembok yANg dibaNgun dengaN segenAp kekuAtAn yaNg Ada itu… kian tipis saja. jogja…. sebuah kota persinggahan yANg sAyA pilih sejaK 4 tAhun yaNg lALu mendAdak tidAk lagi begitu menaRik haTi. tawArAn daN undangAn yaNg mengharuskAn tinggAl di jogja sepertinya tidAk sebaNding dengaN hutAng-hutaNg sAYA pAdA mereka yaNg sehaRusnyA mendapat perhatiAn yaNg lebih. mAAf kAn….. maAf jikA selama ini segalA pembenaRAn membuAt hati ini laLai akAN kewajibAN yang sehARusnyA. rAbb, semogA masih ada kesempatAn memperbAiki semuAnyA. menambAl lubAng-lubANg hatinyA dengAN kasih-Mu. semoga semuA terjAdi tepaT pAda wAktunya. Amin…. -go tegAl- september 7th, 2008. 5.54 Am





what a wonderfull jogja… ^__^

10 08 2008

Hari yang menyenangkan?? Sebenernya sih tiap hari juga menyenangkan, dan pastinya hari ini lebih menyenangkan dari yang kemaren dan semoga besok lebih menyenangkan dari hari ini.
Jogja….. suatu saat pasti saya akan benar-benar merindukan saat mengarahkan motor dari masjid ke masjid. Mulai pagi di Mardiyah- sore ke Masjid Kehutanan n Masjid Syuhada Malamnya…
Akankah waktu berulang….

Jogja emang surganya para pencari ilmu. Banyak sekali ilmu yang ditawarkan dan kita bebas memilih mana yang sesuai dengan waktu dan tentunya…. Anggaran kita. Dari yang gratis sampe yang ekskusif ada semua dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Yang jelas… semuanya menyenangkan.

Hari ini, inspiring dari Zahra, tetangga fakultas. Waktu masuk Mardiyah dengan maksud review materi yang mau diujikan, saya melihat seorang akhwat yang sedang asik menatap copy-an materi ditangannya. Tak ada yang special hingga saya duduk sekitar satu meter darinya dan melihat bahwa kaki kanananya dibalut perban coklat dan ada sepasang krek disebelahnya. Perlu beberapa saat untuk mengenali bahwa saya mengenalnya, Zahra ….?” Dia menoleh dan tersenyum. Karena saya menyukai namanya maka bukan hal sulit untuk membuka file nama-nama teman di memori saya. Baru saja ingin menanyakan perihal kakinya itu, saya sudah harus masuk dan mengerjakan ujian Fiqh. Melihat betapa sulitnya  Zahra berdiri hingga harus dibantu beberapa akhwat saya merasa tersindir. Bagaimana mungkin saya yang masih sehat wal afiat bisa menghabiskan seharian kemarin (sabtu.red) dengan bermalas-malasan (tidak sepenuhnya sih) di rumah. Sedangkan Zahra dengan semangat datang untuk mengikuti ujian semester III-nya.
Rabb, maafkan kelalaian hamba-Mu ini….
Jazakillah yaa ukhty sudah mengingatkan….

Selanjutnya, saat jeda istirahat untuk sholat dzuhur, pooh sms. Ooowww jelas saya kaget, ternyata dia hepatitis. Yah.. walopun emang lagi musim di UGM, tapi kan dia baru aja balik dari tegal. Ko bisa ya?? Untunglah dari 10 soal Akhlaq yang diujikan, 4 nomer terakhir belum pernah diajarkan. So, dipikir lama-lama juga ga bakalan nyampe otaknya mending langsung kerjain aja trus kabur deh… tauk ah. Udah ga focus juga, nganter fitri aja ke Panti Rapih. Yups, positif Hepatitis. Well, dua orang sudah kawanku hari yang sakit. Lagi-lagi kembali bersyukur atas ni’mat sehat dari-Nya.
Cepet sembuh ya Zahra… gunung kidul menunggu kedatanganmu…
cepet baikan ya Fit… time to show up. Do not step back!!!
wish u all the best ^__^

mencoba…..
Bersyukur dengan senantiasa memberikan yang terbaik yang bisa dilakukan.
Bersyukur dengan memanfaatkan semua yang Allah berikan di jalan-Nya
Sebuah komitmen untuk sebuah cita-cita tertinggi. Amin

August 10th, 2008. 10.09 pm
Memasuki Ramadhan, saatnya persiapkah rukhiyah – fikriyah – jasadiyah
Welcome Ramadhan-ku…. ^__^





august or november?

10 08 2008

Menjadi mahasiswa tingkat 4 emang harus selalu siap dengan pertanyaan “Kapan lulus?” ato “udah wisuda ya? makan makan dunks?”.
saya sih paling cuma senyum senyum getuh, tersinggung sih engga, marah juga engga. cuma ya… geli aja. kata orang, anak-anak yang lagi skripsi sih biasanya sensi kalo dah mulai disinggung-singgung getuh. tapi…. secara saya emang belum mengerahkan kemampuan maksimal untuk ini. fiuh… jadi ga sensi deh
semangat itu mungkin tidak menguap tanpa bekas, tapi saya menggantinya dengan pilihan yang saya sadari betul konsekuensi dan segala risiko dibelakangnya.
kamu jadi agustus kan?” ini pertanyaan temen laen yang ngerti betapa inginnya saya selesai bulan ini. yang tau seberapa besar usaha saya untuk menyelesaikan semuanya tepat waktu.
engga, saya merelakan Agustus untuk pertanian“, jawab saya.
maksudnya??tapi udah selese kan?“. saya hanya mengangguk dan )lagi-lagi tersenyum. entah mereka mengerti atau tidak tapi yang jelas banyak yang tidak setuju dengan keputusan itu.
atau mungkin temen2 sekolah, “kamu ga pulang? lagi sibuk ngurusin skripsi yah?”. nyengir aja, kalo gini yang tanya. karena bahkan skripsi saya sama sekali tidak menyita waktu yang saya punya. tidak sama sekali. yah… bahkan liburan pun direlakan…. untuk… siapa ?

dan saya menyadari sepenuhnya bahwa saya mungkin harus mundur (untuk sementara) dari kancah pertempuran Final Project yang sudah saya rancang sedemikian rupa. keadaannya benar-benar menuntut saya untuk all out di tempat lain. bukan pilihan mudah, awalnya pun saya sama sekali tidak rela jika harus mundur hanya karena kampus. tapi… entah siapa yang membalikkan logika-logika yang sudah saya bangun beberapa bulan terakhir ini. (mungkinkah Allah…??entahlah) sehingga saya harus merelakan saat-saat bersejarah itu di bulan lain. mungkin September atau Oktober. atau ….. ah, semoga saja semuanya selesai sampai November.
semoga kesempatan 2 bulan yang diberikan pada saya dapat teroptimalkan sebaik yang saya bisa. semoga bukan hanya pelarian dari kemalasan berfikir karena ini adalah kesempatan yang Ia berikan pada saya untuk dapat memberi sebesar-besarnya kontribusi bagi Kampus Pertanian-ku Tercinta… yang akan segera saya tinggalkan as soon as possible
amin

Kepada adek2ku tercinta di Pertanian 2005-2007
“terimakasih telah mengisi minggu-minggu ini dengan ‘keceriaan’ dan ‘kedewasaan’ kalian. jika terkadang kalian terlihat begitu sigap dan dewasa. namun, ada kalanya kalian menjadi seorang adik yang membutuhkan perhatian kakak2nya. terima kasih telah mengembalikan semangat yang mungkin sempat hilang. terima kasih telah menorehkan saat-saat yang indah di tahun yang (Semoga) terakhir ini”
untuk kalian semua yang tetap bergerak meski kampus belum beroperasi
“maafkan jikalau belum mampu memberikan performance terbaik bagi Pertanian. tapi, yakinlah bahwa kita akan memenangkan peperangan ini. semua hanya soal waktu. jadi, TERUSLAH BERJUANG!!!!!”
untuk Pak Arman dan Pak Muchlis
“maaf atas keputusan saya untuk mengurangi konsentrasi saya disana. akan saya ganti semua ketertinggalan saya segera.”

August 4th, 2008. 9.59pm
dalam harapan untuk menyelesaikan semuanya, secepatnya





9 jam menuju Malang

7 08 2008

Rabu, 2 Juli 08

8.30 pm. Sampe di Stasiun lempuyangan, kami bermaksud membeli tiket KA Gaya Baru Malam menuju Surabaya. Tujuan kami sebenarnya Malang, tapi karena ga ada kereta ekonomi yang langsung kesana, kami transit dulu disana. Well, seperti biasa, bukan hal baru kalo terlambatnya hanya 30 -60 menit. Tapi yang membuat kami tercengang, dan bahkan saya bermaksud membatalkan perjalanan hari itu adalah ucapan mas penjaga loket, “beli tiketnya nanti dulu ya,mba. Sekarang keretanya masih di Purwokerto.”

“HAH????!!! Beneran mas? Trus sampe sini jam berapa?”

“ya… sekitar jam 2 an lah. Mba nya tunggu aja,” begitu kurang lebih jawab mas-nya…

Pias seketika… masa harus nunggu di stasiun sampe jam2?? Yang bener aje?? Berdua doing? Ce semua lagi.. haduh…. Pengen banget nelpon n minta dijemput, tapi melihat betapa gigihnya partner jalan saya kali ini (pun dengan dukungan bapaknya yang terlihat sangat pasrah menerima keadaan yang amat tidak menguntungkan), saya mengurungkan niat itu dan menguatkan hati untuk bertahan disana hingga sang kereta kencana (halah!!!) datang mengangkut kami. Toh setidaknya kami bisa duduk santai di dalamnya…

Tapi, kenyataan berkata lain. Ketika saya kembali bertanya pada sang penjaga loket

“ntar penuh ga, mas?”

“iya mba, penuh banget…” saya berharap dia segera tertawa dan mengatakan kalo dia sedang bercanda. Tapi dia terlihat sangat yakin dan serius, “ga bakalan dapet tempat duduk,mba… besok aja jam 7.30..”

GOD!!!!! Beneran neh?? PEngen banget segera pagi dan mendapati bahwa ini hanya mimpi. Dan tentu saja itu tidak pernah terjadi karena disinilah saya sekarang.

Stasiun sudah mulai sepi, bapak teman saya sudah pulang, “ke musholla aja yuks,” ajaknya. Dan kesanalah kami melangkah beberapa detik kemudian. Tapi…. “mba ini mau di kunci. Saya mau pulang.” Begitulah kata sang penjaga dan kami langsung mengemasi barang-barang kami yang (untunglah) tidak terlalu banyak lalu menuju kursi-kursi tunggu sepanjang rel. Laper, ngantuk, cape, bingung, takut dan pastinya dinginnya jogja kali itu benar-benar harus diperhitungkan. Yang jelas, semakin malam anginnya semakin buanter tur atissssss tenan, je….

Unbelievable moment!!!!!!!

Saat itu hanya bisa berdoa dan mengembalikan semuanya ke niat awal. Bahkan saat itu saya masih tidak percaya saya ada disana, di Stasiun, menunggu kereta yang entah kapan akan datang menuju sebuah kota yang tidak pernah saya datangi setelah lebih dari 9 tahun lalu. Kota yang sangat asing tentunya….
“Hanya kepada-Mu kami memohon dan meminta pertolongan, yaa Rabb”

hari pun berganti………………
Kamis, 3 Juli 2008

2 a.m: belum ada tanda-tanda kereta akan datang. Dan bahkan kami sudah didatangi sekitar 4 orang satpam berbadan kekar yang menyangka kami gelandangan yang sedang numpang tidur di stasiun. PlissDEH!!!!!! Emang ada yang mau ya tidur di tempat sedingin ini ???!!!!

2.20 a.m: Thanks, God. The train came…. Perang batin jelas!!!! Keretanya penuh banget. Asli!!! Gimana mau masuk? Jalannya aja ga kliatan. Tapi, kalo pulang sia-sia dunks kami nunggu disini… kesanalah kami melangkah. Sebuah gerbong yang pintunya terlihat bisa dimasuki, tapi hanya pintunya. Ga ada harapan masuk kedalam lebih jauh. Hufffhhhh…. Yah… setidaknya kami sudah di kereta. Setelah berhenti cukup lama,

2.45 am Gaya Baru Malam akhirnya jalan .

“Mba, ini keretanya yang rusak ato emang kaya gini?”tanya teman saya. Itulah alasan utama saya berangkat dengannya malam ini. Teman saya itu sangat-sangat lugu dan belum pernah naik kereta. Bagaimana mungkin dia bisa sampai ke Batu, Malang dengan selamat, sendirian??? setelah dia menceritakan niatnya kemarin siang, ketika saya sedang “asik” nimbang-nimbang di lab, langsung saya batalkan travel yang sudah saya pesan pagi itu.

Berkat kelihaian saya mencari space kosong, akhirnya kami berdua bisa duduk dengan (tidak) nyaman setelah berdiri beberapa jam dan memejamkan mata barang beberapa jenak. Alhamdulillah….

5.30 am. Ba’da subuh… Seketika itu juga otak saya berputar. Jam berapa ini sampai Surabaya? Jam berapa sampai Malang? Pasti sore baru sampai. Kegiatan selanjutnya adalah meng-sms semua teman atau kenalan yang berdomisili di Jawa Timur untuk menanyakan stasiun terdekat menuju Malang. Ada banyak pesan dan saran, tapi banyak juga yang sewot gara-gara saya Tanya mendadak.yah.. mana saya tau kalo bakal kaya gini??

6.30 am. Kami bisa melihat indahnya pagi dari kereta dan sejuknya angin sawah dari pintu kereta. Dan disanalah kami turun, Stasiun Jombang. Keputusan yang saya ambil demi sampai di tempat tujuan tepat waktu. Kota yang sama sekali asing bagi kami berdua “Bismillahirrahmaanirrahim…..” sekali dua kali kami menanyakan tempat untuk menunggu bis ke Malang. Berjalan beberapa ratus meter lagi tidak ada artinya, sudah di Jombang. Tinggal sedikit usaha lagi untuk sampai di Malang. SEMANGAT PAGI!!!!!

Kami naik “Puspa Indah” sebuah bis kecil berwarna biru, dan lagi-lagi kami harus berdiri. Toh, kami sudah terlatih sejak tadi malam. Berdiri sebentar lagi tidak akan menambah lelah karena sepertinya kelelahan kami sudah pol. H@!!!

Beruntung ada seorang ibu yang turun dan memberikan kursinya pada teman saya, selanjutnya kami bergantian duduk di kursi itu. Perut kami hanya diganjal dengan roti yang kami bagi dua dan sepotong pia aren.

About 9.40 am teman saya turun di Batu karena itulah tempat tujuannya. Dia akan disana sampai sebulah ke depan untuk Kerja Lapangan di Kusuma Agro. Sebuah kawasan wisata agro. Dan saya masih harus melanjutkan perjalanan sampai ke terminal Landungsari (bener ga ya?) terminal yang asing juga bagi saya. Yang jelas, ini sudah di Malang tinggal mencari angkot jurusan Gadang. Well, Tanya juga ga da salahnya. Naiklah saya ke angkot biru bertuliskan LG. satu jam selanjutnya saya berada di angkot itu menyusur kota Malang. Akhirnya… setelah berjam-jam, saya menemukan tempat yang saya kenali. Ruas-ruas jalan yang pernah saya lalui sebelumnya… Terimakasih, Rabb…..

Selanjutnya turun di stasiun Gadang (kalo stasiun ini saya sudah tau) dan berjalan mencari angkot jurusan Dampit. Dan bahkan angkot-angkot di kota ini sepertinya tidak rela meninggalkan terminal jika penumpangnya belum overload, fiuh…. Terserah deh. Yang penting saya sampai

Setengah jam kemudian, sekitar pukul 11 pagi saya turun dari angkot dan melihat dua orang teman saya memasuki Gerbang bertuliskan Balai Penelitian Tanaman Kacang dan Umbi-umbian Malang .

Langsung saja saya menyeberang bersamaan dan memasuki gerbang yang benar-benar saya rindukan sejak kemarin. Saat itu juga mereka menoleh dan tersenyum pada saya “keto’e kesel banget tik??”

“Ya iyalah!!!!!” tapi saya terlalu lelah untuk menceritakan detailnya pada mereka. Saat itu saya benar-benar ingin istirahat….. dan makan tentunya….

Hari-hari selanjutnya saya habiskan di depan laptop dan berkutat dengan kedelai berikut angka-angkanya selama kurang lebih 9 hari.

Semoga semua itu tidak sia-sia

amin…..

sebuah peristiwa untuk memompa semangat yang kian kendur karena berbagai amanah….

Kamis 10.05 pm

August 7th, 2008. saat menerima sebuah pesan yang tak terduga





Pulang

27 07 2008

Pulang”, kumcer itu sudah lama berdiri di rak buku. Entah sudah berapa bulan. Ia tidak tebal, mudah saja menghabiskannya dalam sekali waktu. Tapi, baru kemarin saya mengambil dan membuka lembarannya .

Pulang…. Rasanya sesuai dengan keadaan saya sekarang…..

Tak banyak yang mengira kalau sebenarnya saya pun ingin sekali berada bersama mereka di Tegal. Sekedar makan di pinggiran jalan ato jalan-jalan pagi di alun-alun. Ato mungkin ngobrol-ngobrol bareng adik-adik di SMUNSA n temen-temen main sewaktu SMA dan SMP…. Pppfh,…

“Betah banget sih di Jogja?” biasanya itu komentar mereka. Tidak saya pungkiri. Memang jogja sangat menyenangkan. Tapi, kan ini liburan (halo!!!! Bahkan saya baru menyadari, bahwa ini adalah saat dimana wajar jika seorang mahasiswa pulang, beberapa hari yang lalu). Kampus sepi bgt….. Fiuh….

Setiap nelpon ato sms…aku pulang, kamu pulang gak? Ada lustrum loh. Ntar kita mau jalan-jalan bareng. Kamu pulang wis…”.

Bukannya gak mau, tapi gak bisa. Banyak sekali yang harus diselesaikan disini. Dan akan sangat tidak bertanggung jawab jika saya pergi begitu saja dari Jogja dan meninggalkan semuanya dalam keadaan berantakan dan kacau balau. Ini memang konsekuensi dari keputusan saya untuk secepatnya ‘hengkang’ dari FAkultas Pertanian UGM. Konsekuensi yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya karena menuntut kontribusi yang tidak main-main. Dan semuanya harus seimbang. Antara akademik dan lainnya.

Saya hanya perlu bersabar sedikit lagi untuk dapat kembali ke kampung halaman saya tercinta. Tegal, yang walaupun kecil tapi menyimpan banyak sekali kenangan dalam setiap fase hidup yang telah lalu .

Kepada keluargaku dan saudaraku. Tetep semangat!!!!!

Maaf belum bisa berkontribusi banyak tahun ini. Ingin sekali rasanya pulang dan ada diantara kalian. Kalau saja…..





The A66’ers

26 07 2008

Bukan sekali dua kali saya mendapat pertanyaan-pertanyaan semacam ini:

“Kamu tu tinggal sama siapa sih?”

Then I decided to show you who are the A 66’ers

Here we are:

1. Mas Christ

Bliau adalah arsitek rumah ini. Well, di tahun keduanya di Arsitektur Atmajaya Jogja, tidak mengherankan jika kemegahan rumah ini berbuntut hal-hal aneh dibelakangnya. Tidak usah saya sebutkan satu per satu karena cukup banyak. Sebagai yang tertua (sebelum datangnya mas tomi), bliau selalu berusaha mjd kakak yang baik. Walaupun di semester 11 ini beliau belum juga lulus, tapi ketabahannya untuk tetap datang ke kampus (setelah ‘pergi’ selama beberapa semester) patut diberi applause.. sepupu yang penuh inspirasi

2. Mas Didit

Adik kandung mas Christ ini masuk di Komunikasi Atmajaya juga tahun 2002. Sedang dalam tahap menyelesaikan TA nya. Jika ditanya “kapan lulus, dit?” maka pertanyaan itu dilontarkan pada saya “Kamu kapan,tik?”, saya hanya menatap heran. Lalu ditambahkannya “aku bareng kamu aja..”

Permasalahan klasik memang…

3. Mas Pandu

Ilham ia dipanggil di kampusnya. Ini adalah sepupu saya dari bude yang laen. Seangkatan tapi berbeda umur karena dia satu tahun lebih tua diatas saya. Sebagai seorang ketua HMJ di Jurusannya, dia benar-benar menjadi orang yang sangat jarang ditemui di rumah. Apalagi akhir-akhir ini. Sepertinya, pilihannya untuk melanjutkan di Pertambangan UPN benar-benar dia nikmati. Well, seorang pencinta beatless yang sangat setia.

*. It was my sister here, but she has moved about almost 3 years ago (skip)

4. Me

As you know, it’s me ticka… go to my profile.. then see my pics

Inilah formasi A 66’ers selama kurang lebih 2 tahun. Saya dan 3 orang sepupu saya. Hingga akhirnya datanglah saudari sepupu saya …..

5. Mba Anggi

Yang tidak lain dan tidak bukan adalah adik kandung mas pandu. Terdaftar sebagai mahasiswa HI UPN angkatan 2006 tentulah ia menjadi the most cheerful di rumah ini. Energik dan gaul abisss. Ceplas-ceplosnya kadang membuat saya tertawa.

6. Mas Tomi

Inilah the new comer of A 66’ers. Baru sekitar satu bulan beliau memutuskan tinggal bersama kami setelah sebelumnya ngekos selama beberapa minggu. Mas tomi juga putra pertama dari bude saya yang lain. Pekerjaannya cukup membuat ia terlihat sangat sibuk. Pergi pagi pulang malam… kecuali karena hobi mencucinya di malam hari (seperti kebiasaaan saya juga), agak sulit bertemu dengannya. (will be uploaded soon)

Sepintas, orang-orang melihat kami sebagai komunitas yang sangat individualis. Meski tinggal serumah tapi Jarangnya bertemu dan mengobrol membuat mereka mempertanyakan keakraban kami. Memang sedikit tidak wajar. Terkadang saya bahkan tidak bertemu dengan mereka selama 3 hari. Bukan karena saya atau bliau pergi. Tapi karena saya sudah pergi sejak pagi-pagi sekali, beliau belum bangun. Ketika saya pulang di malam harinya, ganti beliau yang belum pulang. Atau pada kasus lain, ketika saya kembali dari luar kota maka ganti beliau yang pergi keluar kota. Sekilas A 66 tampak hanya seperti rumah singgah. Dan kami bisa saja tidak saling menyapa ketika bertemu di ruang tengah karena memang tidak ada yang perlu kami bicarakan, karena mungkin dia atau saya sedang terburu-buru. Tapi, jika memang perlu kami akan mengobrol. Atau jika kebetulan sama-sama santai (apalagi kalau ada tahu aci goreng atau makanan lain yang aromanya cukup membuat mereka keluar dari sarangnya, hehehe) maka kami akan mengobrol sambil melihat acara TV atau sekedar mengomentari berita di Koran pagi ini dengan akrabnya. Atau jika salah satu dari kami butuh bantuan maka yang lain pun tidak segan-segan menawarkan bantuannya. Well, tidak ada (diantara kami) yang complain tentang kecuekan kami yang sangat bertolak belakang dengan keakraban kami di waktu lain… that’s we are….